KUNJUNGAN KERJA DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN KE LOMBOK, 3-6 NOVEMBER 2023

Lombok, 4-6 November 2023 – Departemen Budidaya Pertanian UGM melaksanakan kegiatan Kunjungan Kerja ke Kabupaten Lombok Barat dan Lombok Tengah. Kunjungan ke Lombok Barat, tepatnya di Kecamatan Lingsar dilakukan pada tanggal 5 November 2023 dengan mengunjungi desa-desa yang memiliki potensi pengembangan pertanian yang tinggi, dengan tujuan untuk meninjau praktik budidaya tanaman yang telah dilakukan. Kunjungan Departemen Budidaya Pertanian disambut secara langsung oleh Bapak Marzuki, S.A.P. selaku Camat Kecamatan Lingsar. Beberapa desa di Kecamatan Lingsar yang dikunjungi yaitu Desa Saribaye, Desa Karang Bayan, dan Desa Batukumbung. Desa Saribaye memiliki potensi budidaya kangkung yang berkualitas tinggi, yakni Kangkung Lombok yang dinyatakan sebagai kangkung unggul oleh Kementerian Pertanian dan mendapat sertifikat Indikasi Geografis nomor ID G 000000011 tanggal 15 Desember 2011. Pada kesempatan ini, dilakukan sosialisasi oleh Departemen Budidaya Pertanian terkait dengan budidaya dan sertifikasi Kangkung Lombok organik. Adanya pendampingan terhadap sertifikasi Kangkung Lombok diharapkan mampu meningkatkan potensi pemasaran dan produksi kangkung di Desa Sabariye.

Selanjutnya dilakukan kunjungan ke Kelompok Tani Konta Nyembao di Desa Karang Bayan yang terkenal akan produksi niramadu (nira, rambutan, manggis, dan durian). Komoditas buah di Karang Bayan tersebut memiliki potensi ekspor yang tinggi, namun seringkali terkendala pada kegiatan budidaya yang meliputi permasalahan penyakit pada tanaman buah, harga pupuk yang mahal, serta belum adanya sertifikasi benih tanaman buah lokal unggul. Permasalahan tersebut dapat ditangani dengan beberapa upaya, diantaranya melalui sanitasi lahan, pembuatan pupuk dari limbah organik tanaman buah, serta pendampingan untuk sertifikasi benih lokal unggul. Adanya kegiatan diskusi interaktif antara Departemen Pertanian dengan kelompok tani dan masyarakat setempat diharapkan dapat memberikan solusi bagi permasalahan budidaya dan memberikan peluang bagi masyarakat untuk adanya pendampingan sertifikasi untuk kedepannya.

Peninjauan di Desa Batukumbung menunjukkan adanya potensi pengembangan ekowisata pertanian terpadu. Tanaman pangan berupa padi sawah, tanaman buah manggis, durian, dan rambutan ditumpangsarikan dengan tanaman jahe, kunyit, dan temulawak. Selain itu terdapat praktik peternakan berupa sapi, ayam, dan itik, serta praktik perikanan berupa ikan nila dan lele. Aktivitas budidaya yang ada di desa ini berpotensi untuk dikembangkan menjadi pariwisata lingkungan yang mengutamakan gatra konservasi alam, pemberdayaan sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat lokal, serta pembelajaran dan pendidikan sehingga diharapkan mampu menghasilkan 4F, yakni Food (pangan), Feed (pakan), Fuel (bahan bakar), dan Fertilizer (pupuk).

Perjalanan dilanjutkan pada hari kedua, tanggal 5 November 2023 dengan mengunjungi Kecamatan Pajut, Kabupaten Lombok Tengah, yang merupakan daerah asli padi gogo rancah. Bapak Lalu Kadarusman selaku koordinator PPL di kecamatan Pajut, padi gogo rancah sendiri pertama kali diuji coba pada tahun 1980. Pada tahun 1983 pada gogo rancah berhasil dipanen untuk pertama kalinya, dan hingga saat ini budidayanya masih terus dilanjutkan. Penanaman padi gogo rancah sendiri biasanya dilakukan pada bulan September-Oktober yang diawali dengan pembongkaran tanah, kemudian setelah didiamkan selama 1 bulan, mulai diratakan dengan cangkul dan dibuat drainasenya. Penugalan umumnya dilakukan pada saat hujan sudah turun hingga mencapai kedalaman tanah 30 cm, yang biasanya dilakukan pada kurun waktu tanggal 15 November – 18 Desember. Kendala yang dirasakan petani di Kecamatan Pajut terkait penanaman padi ini diantaranya adalah adanya serangan blast yang seringkali merusak hasil panen, serta tingginya biaya perawatan karena naiknya harga pupuk dan banyaknya herbisida yang digunakan.

Pihak Departemen Budidaya Pertanian yang diwakili oleh Ibu Rani Agustina Wulandari, S.P., M.P., Ph.D. menyerahkan sebanyak 100gr benih padi Gamagora 7 yang merupakan varietas unggul hasil penelitian Departemen Budidaya Pertanian yang telah dilepaskan varietasnya. Ditambahkan oleh Bapak Dr. Panjisakti Basunanda, S.P., M.P., selaku peneliti pengembang padi Gamagora 7, padi Gamagora 7 merupakan hasil mutase varietas Rojolele yang memiliki umur yang genjah. Padi Gamagora 7 juga memiliki keunggulan berupa tahan terhadap penyakit utama pada padi, diantaranya wereng batang coklat, tungro, hawar daun bakteri, dan blast. Diharapkan kedepannya pihak Departemen Budidaya Pertanian dapat melakukan penelitian dan pembuatan demplot terkait pengembangan padi Gamagora 7 di wilayah Kecamatan Pajut yang memiliki potensi berkembang yang sangat besar.

 

Penulis : Siti Nurul Rofiqo Irwan

Leave A Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

*